Randai adalah permainan anak nagari di Minangkabau yang merupakan kesenian tradisional yang sangat khas. Permainan randai dilakukan dengan gerakan membentuk lingkaran, kemudian melangkah kecil-kecil secara perlahan, sambil menyampaikan cerita lewat nyanyian secara berganti-gantian. Cerita randai biasanya diambilkan dari kenyataan hidup di tengah masyarakat. Umumnya cerita randai mempertentangkan sifat manusia yang baik dengan yang buruk.
Pertentangan dalam randai sering dibumbui oleh perkelahian. Perkelahian ini bukanlah bermaksud untuk memperlihatkan siapa yang kuat, tetapi memperlihatkan perjuangan seseorang dalam menegakkan kebenaran. Dalam hal inilah silat menjadi unsur yang sangat penting. Dalam bentuk dasarnya permainan randai dapat digambarkan sebagai berikut: Sebelum pemain masuk ke lapangan biasanya dimulai dengan bunyi-bunyian peralatan musik. Selanjutnya pemain masuk ke gelanggang membuat formasi lingkaran. Formasi ini dibuat mengiringi aba-aba dan irama musik yang bergema untuk seterusnya melantunkan nyanyian. Dalam permainan randai, sebelum bernyanyi para pemain terlebih dahulu membuat gerakan-gerakan pencak dengan langkah maju mundur, ke dalam memperkecil lingkaran, dan keluar lagi memperbesar lingkaran.
Adakalanya dalam berpencak mereka menyepak, menerjang, atau rnemukul dengan tangan. Setelah itu mereka berjalan sambil bernyanyi. Semua gerakan randai dituntun oleh aba-aba salah seorang di antaranya. Orang ini disebut janang. Mula-mula seseorang menyanyikan sebait pantun atau kisah. Pada kalimat terakhir. Mereka mengulangi secara beramai-ramai. Habis menyanyikan sepotong kisah atau beberapa pantun, mereka kembali melakukan gerakan pencak. Selesai menyanyikan sebuah adegan cerita, mereka duduk meronggoh dalam lingkarannya untuk beristirahat. Untuk mengisi acara istirahat ditampilkan bermacam keterampitan ke tengah lingkaran. Keterampilan ini bisa berupa pencak silat, tari-tarian, serta berbagai bentuk permainan lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar